Rabu, 22 Juli 2009

Sesuatu yang Salah

Di luar , Ia menceritakan apa yang terjadi di dalam bioskop kepada seorang satpam yang kebetulan sedang duduk tidak jauh dari tempat itu. Tidak lama setelah itu polisi berdatangan dan mengamankan tempat kejadian. Mereka memasang batas polisi di seluruh Bioskop. Mereka juga mengintrogasi semua orang yang ada di sekitar tempat itu, termasuk Nirva. Nirva menceritakan semua kejadian yang ia alami, namun sepertinya para polisi itu tidak dapat mempercayainya. Ia kemudian dinyatakan sebagai tersangka. Tapi hal itu tidak bertahan lama, setelah ditemukan video kamera keamanan dan mereka menontonnya, Nirva akhirya dibebaskan. Meskipun begitu, di dalam video itu tidak terlihat wujud dari sang penyerang. Di Video itu yang terlihat hanyalah si penjaga stand makanan seperti di serang oleh sesuatu yang tidak nampak hingga akhirnya darah memuncrat dari lehernya. Nirva tidak ingin berlama - lama di dalam bioskop itu, ia langsung berpamitan dan pergi.

Nirva berjalan keluar dan menunggu lift yang berada di depan bioskop.
"Kamu tadi melihatnya bukan?"Tiba - tiba saja seorang anak laki - laki berdiri di sampingnya. Nirva tidak merasa kalau anak itu berbicara kepadanya. Ia trus diam. Pintu Lift terbuka, ia pun masuk ke dalam tapi anak itu tetap diluar.
"Kamu melihatnya bukan?Pelakunya... seorang Vampire" lanjut anak itu. Nirva tersentak, ia melihat ke arah anak itu. Pintu Lift perlahan menutup, tapi ia sempat mengamati wajah anak itu. Seorang anak berkulit putih berambut cokelat menatapnya balik dengan tajam.
"Berhati - hatilah mulai saat ini" sayup suara anak itu kembali terdengar.
Pintu Lift akhirnya tertutup rapat dan Lift langsung meluncur ke lantai terbawah. Seribu pertanyaan muncul di dalam pikiran Nirva. Hari ini benar - benar menjadi hari yang sangat bermasalah tapi sukuralh di luar ternyata sudah tidak hujan. Ia langsung pulang dan ingin menjernihkan pikirannya. Setibanya di rumah hari sudah mulai gelap, Nirva langsung makan dan tanpa melakukan apa - apa lagi ia langsung tidur.

Keesokan harinya di SMA Bintang Harapan 9, Nirva terlihat sagat lesu. Sepertinya ia masih Shock dengan apa yang terjadi kemarin. Azwina yang dari tadi sudah ada di kelas, menghampiri Nirva yang baru saja duduk di bangkunya seraya menepuk pundaknya.
"Hoi! eh kenapa lw?"
"Ah lw Win! Udah ah gw lagi males"
"Eh kemaren gw liat di Tv ada kasus pembunuhan berantai di bioskop yg kemaren.. gila!!! lw ga kenape-kenape kan?"
"Ga kenape? gimana?" suara Nirva semakin mengeras. "lw ga tau yh? Gw kemaren tuh hampir jadi korbanny juga tau... Hampir gw di gigit juga!"
"Ya ampun.. sori deh.. Hah? di gigit? Sadis amat!"
"Lah emangy di TV ga di beritain??? Yang ngebunuh tuh Vampir!!! Gw liat sendiri...!!" '
"Ah ngaco lw.. orang katany mereka semua di tusuk di leher samo orang yg sakit jiwa! semalem gw liat begitu"
"Hah??? Apan??"
"Lw baca koran dah! Berarti lw ga di sana kan?? Lw ga tau!!! ya udah dh yg penting lw ga kenapa - kenapa"
"Lah tapi beneran deh gw ada di sana.. gw malah.."belum selesai Nirva bercerita, bel sekolah sudah berbunyi.
"Ya udah ceritainnya nanti aja!" kata Azwina yang langsung berlalu ke tempat duduknya.

Tidak lama seorang guru pun datang ke dalam kelas tersebut. Tapi kali ini sang guru membawa seseorang yang mungkin semua orang di dalam kelas itu tidak kenal. Tapi anak ini telah membuat mata Nirva melotot tajam. Dia adalah Anak yang ia temui pada saat ia ingin pulang dari bioskop kemarin.

"Anak - anak, kita punya teman baru di dalam kelas ini. Silahkan perkenalkan dirimu"
"Nama saya Praga Lighthaldzen, bisa di panggil Praga, Salam kenal!" kata anak itu.
"Nah anak - anak ada yang ingin di tanyakan dengan teman kita ini?"
Langsung beberapa anak mengacungkan tangannya hingga sang guru bingung memilih.
"Ya.. Dimas!!"
" Dari muka dan nama kayanya Bule yah? Apa keturunan luar? "
"Iya.. Bapak saya orang nggris dan Ibu saya Indonesia" jawab Anak itu.
"Dia ini murid pindahan dari Inggris lho.." tambah pak guru, tak lama terdengar riuh anak - anak yang berdecak kagum.
"Ko bisa lancar bahasa Indonesia?" celetuk salah seorang murid.
"Saya sewaktu SD memang tinggal di sini, keluarga saya pindah ke Inggris waktu saya umur 9 tahun. Karena sekarang ayah saya bekerja di Indonesia lagi maka saya beserta keluarga juga pindah lagi ke Indonesia" jelasnya.
Nirva yang dari tadi diam sekarang berdiri dan langsung memberikan pertanyaan.
"Kita sudah pernah bertemu bukan? kamu anak yang di luar bioskop kemarin bukan?"tanyanya dengan nada yang semakin meninggi.
Seluruh ruangan menjadi sepi.
"Maaf?" jawab Praga yang sepertinya tidak mengerti.
"Wooo... Apan sih Nirva?? Sok kenal gitu.." anak - anak yang lain langsung bersorak spontan.
"Sudah - sudah, Praga kamu sekarang bisa duduk di bangku kosong di belakang sana" pak guru mencoba menenangkan.

Praga berjalan dengan pasti di antara meja - meja menuju sebuah bangku kosong tepat di belakang Nirva. Pelajaran pun dimulai tidak lama setelah Praga duduk di bangkunya. Dua jam pelajaran itu berjalan biasa saja, hanya saja Nirva merasa ada sesuatu yang mengganjal dengan anak itu. Ia yakin dialah orangnya, orang yang memperingatkannya tentang vampir di depan Lift. Penglihatannya tidak mungkin salah. Ia berniat akan mendatangi Praga saat bel istirahat berbunyi. Ia yakin ada sesuatu yang salah dengan keberadaan anak itu di sekolahnya.

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar